Rabu, 10 Desember 2014

Ahok Angkat Pelaku Rasis Terhadap Dirinya

Gubernur DKI Jakarta Basuki mengaku memiliki daftar pejabat maupun PNS DKI mana saja yang dahulu pernah melakukan black campaign (kampanye negatif) terhadap dirinya dengan Joko Widodo saat Pilkada DKI 2012 lalu. Kendati demikian, dia mengaku bukan tipe pendendam. 

Atas sikapnya ini, banyak pendukungnya terdahulu dalam Pilkada yang kecewa mengapa Basuki memperlakukan sama para PNS DKI yang dulu mendukung Jokowi-Basuki maupun pendukung pasangan calon Fauzi Bowo-Nachrowi Ramli. 

"Saya punya list-nya lengkap PNS atau pejabat mana saja yang rasis atau kampanye negatif. Termasuk Pak Sekda (Saefullah) itu termasuk yang paling tidak dukung kami, kampanye negatif dan sangat mendukung Pak Fauzi Bowo. Tapi saya enggak mau pusing, karena tidak ada orang yang sempurna," kata Basuki yang diiringi gelak tawa para PNS DKI di dalam Talkshow Strategi Tata Kelola Anggaran Efektif, di Balaikota, Kamis (11/12/2014). 

Pada acara itu, Saefullah tidak terlihat hadir. Beberapa pejabat DKI yang terlihat hadir seperti Kepala Dinas Kesehatan DKI Dien Emmawati, Kepala Dinas Tata Ruang Gamal Sinurat, dan Asisten Sekda bidang Pemerintahan DKI Mara Oloan Siregar terlihat tertawa mendengar celetukan Basuki tersebut.

Kendati demikian, Basuki mengaku tidak memperlakukan hal berbeda kepada para pejabat yang pernah melakukan kampanye negatif saat Pilkada. Hal ini terlihat dengan diangkatnya jabatan Saefullah dari Wali Kota Jakarta Pusat menjadi Sekda DKI atau PNS nomor satu di Pemprov DKI. 

Keputusan Basuki memilih Saefullah sebagai Sekda DKI pun pernah dipermasalahkan oleh Jokowi saat menjadi Gubernur DKI. Kala itu, Jokowi bertanya kepada Basuki, apakah dia tidak takut dengan Saefullah yang merupakan seorang Betawi dan Muslim kental dan memiliki banyak massa.

"Pak Jokowi bilang, kalau nanti saya ribut dengan Pak Saefullah apa enggak repot karena saya di Jakarta minoritas. Saya bilang, saya tidak mau pikirin hal itu, karena Pak Saefullah itu pejabat yang terbaik untuk jadi Sekda, hasil tes dia paling bagus di antara (pejabat) yang lain," kata Basuki.

Lebih lanjut, Basuki mengaku sudah melupakan "dosa-dosa" lama para pejabat DKI. Ia lebih memilih untuk bekerja bersama dan mewujudkan Jakarta Baru. 

Pada kesempatan itu, Basuki juga menegaskan tidak menggunakan unsur suku, agama, ras, dan golongan dalam memilih pejabat. 

"Kan kalau seleksi ada yang bilang, masak sih di sebuah SKPD isinya orang Jawa atau Batak semua, harus ada orang Betawi-nya satu nih. Saya enggak ada urusan itu, orang dari suku dan agama apa pun selama hasil tesnya baik dan kinerjanya baik, dialah yang berhak menduduki posisi tertentu. Tiga sampai bulan kinerjanya tidak baik, tinggal dipecat, ini namanya prinsip," tegas Basuki.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar