Purbalingga, Kompas - Hama tikus tidak hanya menyerang tanaman padi, tetapi juga palawija. Di Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah, binatang pengerat ini memangsa aneka palawija, seperti kedelai, kacang panjang, dan sayuran lain. Luas serangan mencapai 60 hektar.
Serangan terparah terjadi di Kecamatan Padamara dan Kalimanah. Di Desa Kalitinggar, Padamara, hama tikus memakan habis kacang panjang yang ditanam petani secara tumpang sari dengan tanaman padi.
”Semula tikus-tikus itu menyerang padi. Karena sering digropyok dan banyak padi yang dibabat, tikus lalu menyerang palawija. Mereka rakus sekali,” kata Wandi (45), petani di Desa Kalitinggar, Selasa (1/6).Kawanan tikus berjumlah ribuan itu bersarang di pematang sawah. Namun, mereka kerap berpindah tempat sehingga sulit dideteksi keberadaannya.
Di Desa Sokawera dan Karangpule, tikus menyerang tanaman kedelai. Seiring dengan mulai habisnya tanaman padi karena dibabat, kedelai menjadi sasaran tikus. Serangan terhadap kedelai berlangsung sangat cepat. Seminggu terakhir, sekitar 10 hektar kedelai petani di Desa Karangpule ludes.
Koordinator Pengamat Hama pada Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Jateng wilayah Purbalingga, Katiran, mengatakan, pada musim tanam kedua ini umumnya petani menanam palawija. Di saat yang sama, perkembangbiakan tikus berlangsung cepat seiring tak menentunya cuaca dan musim tanam padi yang tak serempak. ”Akibatnya, tanaman palawija yang berdampingan dengan tanaman padi ikut diserang,” katanya.
Serangan wereng
Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Jawa Tengah Aris Budiono di Kota Semarang menyatakan, hama wereng menyerang setidaknya 5.900 hektar tanaman padi di 28 kabupaten dari 35 kabupaten/kota di Jateng. Akibatnya, tanaman padi yang puso mencapai 760 hektar.
Menurut Ketua Perhimpunan Petani dan Nelayan Sejahtera Indonesia Jateng Riyono, kerugian petani di Jateng setidaknya mencapai Rp 11,4 miliar. Perhitungannya, produksi 5-6 ton gabah per hektar dan harga gabah Rp 3.000 per kilogram.
Data Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Jateng, daerah terparah yang terkena hama wereng adalah di Kabupaten Klaten seluas 1.442 hektar. Daerah sentra padi di Jateng, seperti Sukoharjo, Boyolali, Pekalongan, Demak, dan Kendal, juga terserang.
”Di Klaten, petani bahkan sudah lima sampai enam kali gagal tanam karena terkena wereng,” kata Aris.
Menurut Aris, cara paling efektif untuk membasmi wereng adalah dengan memutus siklus, yaitu dengan mengubah pola tanam. Petani harus mengubah pola tanam dari padi-padi-padi menjadi padi-palawija-padi atau padi-padi-palawija. Untuk itu, Pemprov Jateng menyediakan bantuan benih palawija seperti jagung dan kedelai, serta pupuk. (HAN/UTI)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar